“Tak terasa waktu berlalu berganti, semua tak seperti dulu sampai sekarang hingga kini kumasih sendiri menepi menunggu walau kau takkan kembali, ku ingin kau tau walau mimpi serasa semu, ku tau tak mungkin, tak mungkin terjadi walau semua hanyalah mimpi”
Mungkin itulah serpihan kata yang masih bisa kuingat, walaupun saya bisa menuliskan semuanya disini tak mungkin bisa merubah semuanya. Perasaan kadang memang harus di tepis, ketika alam tidak menyanggupi lagi untuk selalu menenangkan.
Saya berusaha jujur pada keadaan ini, kini saatnyalah mulai merubah pemikiran yang semu, mengakhiri penderitaan hati dan memulai takdir dan impian yang ingin kita raih dengan penuh cinta yang ada. Kini tanganmu sudah meraihku, setitik nikmat telah kau berikan. Takkan mungkin saya bisa melepaskanmu kini.
Hidup memang bukan untuk selalu berpuisi, tapi memang kadang kita akan selalu melakukannya. Kapanpun dan dimanapun, rasanya memang kita harus melakukannya.
Ketika sang putrid alam, selalu merasuki pikiranku, putrid alam yang selalu menggangu pikiranku, putrid alam yang membuat sesuatu pada diri ini menjadi semu. Kini biarlah dia menghilang, saya berharap jangan pernah dipertemukan lagi dengannya, tidak ingin mengulang rasa dan pemikiran tentangnya. Saya tidak ingin memiliki penyesalan yang amat sangat dalam pada siapapun.
Karena saya selalu sadar tentang sikap saya, tidak mungkin? Memang, kita hidup bukan untuk menghindar, tapi meyakini keadaan tersebut menjadi sesuatu yang pasri.
Semoga hidup ini bisa menjadi sebuah pelajaran, selamat menjalani hidupmu wahai gadis yang pernah mengisi hatiku, kamu tak pernah lelah dan letih untuk selalu mengingatkanku bahwa kau memang “gadis dalam cerminku”, dulupun saya sangat mengerti tentang itu, karena itulah saya mengicapkan terimakasih jika mungkin bisa kulakukan. Lewat tulisan ini, engkaulah sang putri alam maafkanlah segala kesalahan dulu, kini kita ada pada jalan kita masing – masing. Dengan bekal hidup yang sama, saya sudah menentukan arah hidupku, semoga kita bisa bertemu atas kebahagiaan kita masing – masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar