Judul dari pada tulisan ini ialah ”Sedikit Suara hati dari pelosok Sudut Indramayu Barat”, begitulah saya memikirkan bagaimana tulisan ini akan di buat. Tulisan ini saya buat tanpa dorongan dari siapapun, karena saya menyayangkan keadaan belakangan ini di Indramayu. Program – program pembangunan yang katanya ”membangun” kini dimana letak pembangunannya?, Status sosial, baliho, keruwetan, tingkah dan pola hidup yang macem – macem.
Ini bukanlah tesis, sebuah kajian, karya tulis ataupun tulisan yang berbau Ilmiah sekalipun karena ini adalah kegundahan hati melihat keruwetan ini. Saya ngga akan melihat kesebagian bangsa, tapi saya fokus pada keadaan yang terjadi pada diri saya, sekitar saya, kecamatan saya dan kabupaten dimana saya tinggal.
Sebentar lagi akan ada pencalonan Bupati, berikutnya pemilihan Bupati. Jalanpun ramai dengan wajah – wajah para calon bupati tersebut. Ada perempuan dan laki – laki, bukan saya ngga setuju dengan pemimpin perempuan, saya adalah penganut Islam taat, artinya jika ngga ada laki – laki di negri ini, bolehlah perempuan maju dan mengatur segala keperluan warganya.
Saya bukan seorang pemikir dan ahli mengurusi masalah ini, masalah yang paling populer yang di agung-agungkan beberapa LSM, dan saya bukan penentang masalah gender. Syah – syah saja, silahkan tapi saya akan memposisikan saya sesuai fitrah saya sebagai makhluk ciptaan sang pencipta.
Sejujurnya saya ngga faham dan mengerti tentang mengurusi suatu wilayah, saya hanya rakyat (apa kata Qur’an tentang ”Rakyat”) yang bisa dicocok kaya kebo disuruh narik pedati yang punya kemanapun dia mau. Walaupun begitu coba dengarkan, saya hanya ingin negri ini (indramayu) aman, pelayanan umum, kesehatan, infrastuktur, saya rasa semuanya carut marut. Ngga ada pembangunan sama sekali. Semua begitu – begitu saja.
Ini yang akan saya tuliskan sebagai kritikan, kalaupun ada beberapa fihak yang ngga suka dengan tulisan ini, maka saya akan senang hati dan rela menghapusnya.
Masalah Infrastruktur, karena saya bukan negarawan, jadi saya berfikir mendasar tanpa menghambur – hamburkan kata. Infrastruktur yang saya pandang kurang maksimal ialah masalah bebenah jalan, terutama wilayah Indramayu barat, yang ingin saya tanyakan ialah kenapa mencolok sekali perlakuan ini, terasa istimewa dan tidak istimewanya.
Pelayanan umum, seperti apa contoh pelayanan umum yang baik? Coba Anda sendiri yang jelaskan, sebagai pegawai negri, menjabat suatu jabatan jangan hanya dijadikan ajang adu gengsi, seharusnya Anda malu dengan jabatan tersebut jika tidak mengabdi untuk rakyatnya. Contohlah seorang pemimpin Abu Bakar, beliau berkata ketika beliau telah diangkat menjadi khalifah ketika itu, sedikit dialognya berikut ini ; ” Wahai manusia sekalian! Aku telah dipilih jadi wali (pemegang amanat) yang akan memimpin kamu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antaramu. Sebab itu jika pemerintahanku ada baik, maka sokonglah, tetapi jika tidak baik maka perbaikilah. Orang yang lemah di antara kamu adalah kuat pada sisiku, sehingga aku harus menolongnya mendapatkan haknya, sedang orang kuat di antara kamu adalah lemah pada sisiku, hingga aku harus mengambil hak orang lain yang berada padanya, untuk dikembalikan kepada yang berhak semula. Patuhlah kepadaku selama aku ada patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi jika aku mendurhakai Allah, kamu sekalian tak harus patuh lagi padaku” kalaupun ada pemimpin seperti ini dinegri ini saya benar – benar akan menyokongnya dengan sepenuh hati.
Saya ada pengalaman buruk pada pelayanan umum ini, padahal dia PNS yang bekerja di sebuah kecamatan, tugasnya melayani pembuatan KTP, awal saya datang kesana mendapat perlakuan yang juteknya minta ampun dan dia sempet naik pitam, sampai – sampai saya kesel, mau buat KTP aja harus makan hati.
Saya bukan orang yang punya tipe membuat kesalahan, membuat onar, saya orangnya ingin mendapat penjelasan yang logis. Jika dia tidak mau menjelaskan, kenapa harus dengan marah – marah?. Im enjoy, saya bilang ke bapa saya, kenapa pelayanan nya buruk sekali disini?. Mau buat KTp sampai harus di semprot dulu.
Sekolah di Indramayu barat, apa ada sekolah unggulan sehingga kami bisa secerdas layaknya anak yang diharapkan orang tuanya. Kami hanyalah seorang anak, berikanlah pendidikan yang semestinya kepada Kami.
Saya dulu pernah belajar dari kelas 1 sampai kelas 2 gurunya itu – itu aja, nasib sialnya dia ngajar lagi di kelas 6, apa yang dia ajarkan kepada saya? Apakah Anda tahu, sekarang saya baru merasa bahwa dia ngga ngajarin apa – apa kepada saya.
Sekarang Adek saya sekolah di SD tersebut, guru tersebut masih ada, setiap saya pulang ke rumah, saya tanya kepada dia, bagaimana belajar disekolah?
Guru bahasa Inggrisnya, bukan orang yang kompeten dalam bidangnya. Gatel rasanya melihat keadaan ini, apa yang harus saya lakukan dan kemana saya mau mengadu?
Apakah ini artinya sekolah di Indramayu barat carut marut?
Catatan, sekarang bapa saya memimpin di SD bugis tua I, sekolah tersebut syarat akan prestasi, sehingga dikatakan SD tersebut ibarat mutiara dalam lumpur, seperti yang dilontarkan dari seseorang kepada beliau. Masih ada orang peduli dengan pendidikan seperti beliau, keprihatinan tingkah pola para guru, yang rajin datang terlambat tiap harinya kini berubah tepat waktu. Karena beliau selalu datang lebih awal.
Sedangkan di SD dulu tempat saya belajar, hanya berkutat disitu – situ saja. Dengan guru – guru yang selalu rajin datang terlambat, pulang lebih awal. Fiuh....
Keamanan, saya terusik setiap kali ada rajia oleh aparat polisi malem – malem, apa sekarang lagi ngetrend di Indramayu barat, operasi malem – malem.
Saya lebih setuju jika, para aparat melakukan pendekatan terhadap masyarakat, jika ada aturan baru seperti menggunakan Helm dengan SNI, maka kumpulkanlah pejabat desa, dan lain sebagainya, sehingga sosialisasinya menyeluruh. Adapun tindakan hukum dilakukan setelah sosialisasi ini bener – bener di aplikasikan dengan maksimal.
Jika ada calon Bupati yang peduli dengan keadaan Indramayu barat, saya dan kawan – kawan akan mendukungnya.
Untuk Indramayu yang lebih baik.
Ini bukanlah tesis, sebuah kajian, karya tulis ataupun tulisan yang berbau Ilmiah sekalipun karena ini adalah kegundahan hati melihat keruwetan ini. Saya ngga akan melihat kesebagian bangsa, tapi saya fokus pada keadaan yang terjadi pada diri saya, sekitar saya, kecamatan saya dan kabupaten dimana saya tinggal.
Sebentar lagi akan ada pencalonan Bupati, berikutnya pemilihan Bupati. Jalanpun ramai dengan wajah – wajah para calon bupati tersebut. Ada perempuan dan laki – laki, bukan saya ngga setuju dengan pemimpin perempuan, saya adalah penganut Islam taat, artinya jika ngga ada laki – laki di negri ini, bolehlah perempuan maju dan mengatur segala keperluan warganya.
Saya bukan seorang pemikir dan ahli mengurusi masalah ini, masalah yang paling populer yang di agung-agungkan beberapa LSM, dan saya bukan penentang masalah gender. Syah – syah saja, silahkan tapi saya akan memposisikan saya sesuai fitrah saya sebagai makhluk ciptaan sang pencipta.
Sejujurnya saya ngga faham dan mengerti tentang mengurusi suatu wilayah, saya hanya rakyat (apa kata Qur’an tentang ”Rakyat”) yang bisa dicocok kaya kebo disuruh narik pedati yang punya kemanapun dia mau. Walaupun begitu coba dengarkan, saya hanya ingin negri ini (indramayu) aman, pelayanan umum, kesehatan, infrastuktur, saya rasa semuanya carut marut. Ngga ada pembangunan sama sekali. Semua begitu – begitu saja.
Ini yang akan saya tuliskan sebagai kritikan, kalaupun ada beberapa fihak yang ngga suka dengan tulisan ini, maka saya akan senang hati dan rela menghapusnya.
Masalah Infrastruktur, karena saya bukan negarawan, jadi saya berfikir mendasar tanpa menghambur – hamburkan kata. Infrastruktur yang saya pandang kurang maksimal ialah masalah bebenah jalan, terutama wilayah Indramayu barat, yang ingin saya tanyakan ialah kenapa mencolok sekali perlakuan ini, terasa istimewa dan tidak istimewanya.
Pelayanan umum, seperti apa contoh pelayanan umum yang baik? Coba Anda sendiri yang jelaskan, sebagai pegawai negri, menjabat suatu jabatan jangan hanya dijadikan ajang adu gengsi, seharusnya Anda malu dengan jabatan tersebut jika tidak mengabdi untuk rakyatnya. Contohlah seorang pemimpin Abu Bakar, beliau berkata ketika beliau telah diangkat menjadi khalifah ketika itu, sedikit dialognya berikut ini ; ” Wahai manusia sekalian! Aku telah dipilih jadi wali (pemegang amanat) yang akan memimpin kamu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antaramu. Sebab itu jika pemerintahanku ada baik, maka sokonglah, tetapi jika tidak baik maka perbaikilah. Orang yang lemah di antara kamu adalah kuat pada sisiku, sehingga aku harus menolongnya mendapatkan haknya, sedang orang kuat di antara kamu adalah lemah pada sisiku, hingga aku harus mengambil hak orang lain yang berada padanya, untuk dikembalikan kepada yang berhak semula. Patuhlah kepadaku selama aku ada patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi jika aku mendurhakai Allah, kamu sekalian tak harus patuh lagi padaku” kalaupun ada pemimpin seperti ini dinegri ini saya benar – benar akan menyokongnya dengan sepenuh hati.
Saya ada pengalaman buruk pada pelayanan umum ini, padahal dia PNS yang bekerja di sebuah kecamatan, tugasnya melayani pembuatan KTP, awal saya datang kesana mendapat perlakuan yang juteknya minta ampun dan dia sempet naik pitam, sampai – sampai saya kesel, mau buat KTP aja harus makan hati.
Saya bukan orang yang punya tipe membuat kesalahan, membuat onar, saya orangnya ingin mendapat penjelasan yang logis. Jika dia tidak mau menjelaskan, kenapa harus dengan marah – marah?. Im enjoy, saya bilang ke bapa saya, kenapa pelayanan nya buruk sekali disini?. Mau buat KTp sampai harus di semprot dulu.
Sekolah di Indramayu barat, apa ada sekolah unggulan sehingga kami bisa secerdas layaknya anak yang diharapkan orang tuanya. Kami hanyalah seorang anak, berikanlah pendidikan yang semestinya kepada Kami.
Saya dulu pernah belajar dari kelas 1 sampai kelas 2 gurunya itu – itu aja, nasib sialnya dia ngajar lagi di kelas 6, apa yang dia ajarkan kepada saya? Apakah Anda tahu, sekarang saya baru merasa bahwa dia ngga ngajarin apa – apa kepada saya.
Sekarang Adek saya sekolah di SD tersebut, guru tersebut masih ada, setiap saya pulang ke rumah, saya tanya kepada dia, bagaimana belajar disekolah?
Guru bahasa Inggrisnya, bukan orang yang kompeten dalam bidangnya. Gatel rasanya melihat keadaan ini, apa yang harus saya lakukan dan kemana saya mau mengadu?
Apakah ini artinya sekolah di Indramayu barat carut marut?
Catatan, sekarang bapa saya memimpin di SD bugis tua I, sekolah tersebut syarat akan prestasi, sehingga dikatakan SD tersebut ibarat mutiara dalam lumpur, seperti yang dilontarkan dari seseorang kepada beliau. Masih ada orang peduli dengan pendidikan seperti beliau, keprihatinan tingkah pola para guru, yang rajin datang terlambat tiap harinya kini berubah tepat waktu. Karena beliau selalu datang lebih awal.
Sedangkan di SD dulu tempat saya belajar, hanya berkutat disitu – situ saja. Dengan guru – guru yang selalu rajin datang terlambat, pulang lebih awal. Fiuh....
Keamanan, saya terusik setiap kali ada rajia oleh aparat polisi malem – malem, apa sekarang lagi ngetrend di Indramayu barat, operasi malem – malem.
Saya lebih setuju jika, para aparat melakukan pendekatan terhadap masyarakat, jika ada aturan baru seperti menggunakan Helm dengan SNI, maka kumpulkanlah pejabat desa, dan lain sebagainya, sehingga sosialisasinya menyeluruh. Adapun tindakan hukum dilakukan setelah sosialisasi ini bener – bener di aplikasikan dengan maksimal.
Jika ada calon Bupati yang peduli dengan keadaan Indramayu barat, saya dan kawan – kawan akan mendukungnya.
Untuk Indramayu yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar