sepertinya kita tidak pantas untuk mefonis hari - hari lainnya sebagai hari yang buruk, Yupz seperti yang telah dikatakan kita tidak akan pernah merasakan hari yangburuk jika kita memahami hakikat penciptaan kita, apa yang kita alami dalam momen hidup ini adalah sebagai lahan penggemblengan diri untuk menjadi manusia yang selalu merunduk pada sang pencipta.
Hidup ini adalah sebuah pelajaran, untuk lebih mengenal diri dan membentenginya dengan penuntun hidup yang pas yaitu yang sesuai dengan harapan sang pencipta. Kita adalah sekumpulan manusia yang mempunyai tugas mengamalkan apa yang kita pahami, memberi bukan untuk meminta. Saya pernah mengalami kejadian yang tidak akan pernah lupa bahwa hidup ini ada Rabb sebagai pembina hidup abadi, orang tua yang memberi cinta, materi dan kasih sayang yang melimpah yang tiada ternilai harganya.
"Perjalanan saya jauh kearah timur, menunggu waktu dan hari yang tengah terik. Nyawa - nyawa bergelantungan tidak tahan menahan panas dan rasa kantuk yang amat sangat, saya berangkat atas restu orang tuaku, hari ini kudapati tempat ini tidak banyak berubah sama seperti yang dulu. Mendapati senyumnya saya senang, melihat tawanya membuatku hancur, mendengar ucapannya membuat saya jadi bimbang dengan kondisi tubuhku ini.
Ditempat ini baru ku lihat mentari bersinar dua kali dilembah berkabut, saya diminta pulang karena kerabat dekat ayahku harus dirawat di RS di Indramayu. Dua hari berikutnya saya harus kembali ketika ada yang memberi tahukan jika besok ada pertemuan wajib datang dengan atasanku. Saya menghubungi kepala bagian tempat bekerja saya bahwa saya akan terlambat, mobil yang saya tumpangi berlalu sangat lambat, namun saya hanya bisa berpasrah dan minta kepadanya untuk memberikan sebuah keajabiban pada saya hari ini."
Ikhlas dan optimis menjalani hari ini dalam tekanan, sehinga kamu yakin untuk dapat melewatinya serta berdo'alah pada-NYA. Maka DIApun akan memberikan kemudahan padamu, semoga kita menajdi orang yang selalu benar - benar menginatnya dan memahami hakikat penciptaan kita sendiri. Amiin.
Hidup ini adalah sebuah pelajaran, untuk lebih mengenal diri dan membentenginya dengan penuntun hidup yang pas yaitu yang sesuai dengan harapan sang pencipta. Kita adalah sekumpulan manusia yang mempunyai tugas mengamalkan apa yang kita pahami, memberi bukan untuk meminta. Saya pernah mengalami kejadian yang tidak akan pernah lupa bahwa hidup ini ada Rabb sebagai pembina hidup abadi, orang tua yang memberi cinta, materi dan kasih sayang yang melimpah yang tiada ternilai harganya.
"Perjalanan saya jauh kearah timur, menunggu waktu dan hari yang tengah terik. Nyawa - nyawa bergelantungan tidak tahan menahan panas dan rasa kantuk yang amat sangat, saya berangkat atas restu orang tuaku, hari ini kudapati tempat ini tidak banyak berubah sama seperti yang dulu. Mendapati senyumnya saya senang, melihat tawanya membuatku hancur, mendengar ucapannya membuat saya jadi bimbang dengan kondisi tubuhku ini.
Ditempat ini baru ku lihat mentari bersinar dua kali dilembah berkabut, saya diminta pulang karena kerabat dekat ayahku harus dirawat di RS di Indramayu. Dua hari berikutnya saya harus kembali ketika ada yang memberi tahukan jika besok ada pertemuan wajib datang dengan atasanku. Saya menghubungi kepala bagian tempat bekerja saya bahwa saya akan terlambat, mobil yang saya tumpangi berlalu sangat lambat, namun saya hanya bisa berpasrah dan minta kepadanya untuk memberikan sebuah keajabiban pada saya hari ini."
Ikhlas dan optimis menjalani hari ini dalam tekanan, sehinga kamu yakin untuk dapat melewatinya serta berdo'alah pada-NYA. Maka DIApun akan memberikan kemudahan padamu, semoga kita menajdi orang yang selalu benar - benar menginatnya dan memahami hakikat penciptaan kita sendiri. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar