sa

Selamat datang di WeBlog Imaduddin.B, Amd.AK

Selasa, 24 Maret 2009

Kehidupan Seorang Rakyat

Rakyat identik dengan ketidakjelasan, rakyat identik dengan kebodohan, rakyat sangat identik dengan kemiskinan dan ketidaktahuan, maka dari pada itu segala kepentingan bukanlah untuk rakyat. Walaupun demikian suara kita dipertaruhkan untuk kepentingan suatu golongan.
Saya merasa cemas dengan keadaan dimana kita adalah seorang “rakyat”, saya ingin kita semua merupakan sebuah bangsa, bangsa Indonesia. Sebuah bangsa yang memiliki sikap peduli kepada sesamanya, seorang pemimpin yang bisa mengayomi bangsanya sendiri.
Bangsa kita adalah bangsa yang hebat, diatas permukaan tanah air Indonesia, diatas permukaan daratan yang terhampar luas dengan ribuan pulau produktif, kita bisa menjadi sebuah bangsa yang tidak terkalahkan.
Nasib kita memang dipertaruhkan ditangan sebuah kepala Negara, semoga saja mereka menyadari akan kepentingan bangsanya sendiri. Bukan untuk kepentingan pribadi dan golongan. Lihatlah hamparan wilayah yang maha luas dipermukaan bumi ini, dari Sabang sampai Merauke adalah kekayaan alam bangsa kita.

Kesejahteraan seorang rakyat
Sudah tidak aneh lagi, dengan kemajuan teknologi sekarang kita menjadi seseorang yang individualis, tidak mementingkan kepentingan umum, sudah tidak mengamalkan falsafah Pancasila. Semakin sedikit saja orang yang memiliki rasa tepo seliro, saling tolong menolong, saling membantu dengan yang lainnya. Semakin jauh saja rakyat ini dengan landasan negaranya?
Negara kita merupakan Negara ke-Tuhanan, tapi sikap kita merupkan individualis, materialis.
Apakah Negara ini bisa diwujudkan menjadi sebuah bangsa yang saling membutuhkan satu sama lain (ernest ranant), bangsa merupakan sekumpulan manusia yang di ikat oleh rasa suka duka ditanggung bersama. Semoga Negara kita bisa mengujudkan sikap kebangsaan daripada kerakyatan produk kapitalis, selamanya rakyat merupakan makanan singa – singa lapar, selalu akan menjadi sapi perah sampai kapanpun.

Lagu masa lalu?

“Tak terasa waktu berlalu berganti, semua tak seperti dulu sampai sekarang hingga kini kumasih sendiri menepi menunggu walau kau takkan kembali, ku ingin kau tau walau mimpi serasa semu, ku tau tak mungkin, tak mungkin terjadi walau semua hanyalah mimpi”
Mungkin itulah serpihan kata yang masih bisa kuingat, walaupun saya bisa menuliskan semuanya disini tak mungkin bisa merubah semuanya. Perasaan kadang memang harus di tepis, ketika alam tidak menyanggupi lagi untuk selalu menenangkan.
Saya berusaha jujur pada keadaan ini, kini saatnyalah mulai merubah pemikiran yang semu, mengakhiri penderitaan hati dan memulai takdir dan impian yang ingin kita raih dengan penuh cinta yang ada. Kini tanganmu sudah meraihku, setitik nikmat telah kau berikan. Takkan mungkin saya bisa melepaskanmu kini.

Hidup memang bukan untuk selalu berpuisi, tapi memang kadang kita akan selalu melakukannya. Kapanpun dan dimanapun, rasanya memang kita harus melakukannya.

Ketika sang putrid alam, selalu merasuki pikiranku, putrid alam yang selalu menggangu pikiranku, putrid alam yang membuat sesuatu pada diri ini menjadi semu. Kini biarlah dia menghilang, saya berharap jangan pernah dipertemukan lagi dengannya, tidak ingin mengulang rasa dan pemikiran tentangnya. Saya tidak ingin memiliki penyesalan yang amat sangat dalam pada siapapun.
Karena saya selalu sadar tentang sikap saya, tidak mungkin? Memang, kita hidup bukan untuk menghindar, tapi meyakini keadaan tersebut menjadi sesuatu yang pasri.

Semoga hidup ini bisa menjadi sebuah pelajaran, selamat menjalani hidupmu wahai gadis yang pernah mengisi hatiku, kamu tak pernah lelah dan letih untuk selalu mengingatkanku bahwa kau memang “gadis dalam cerminku”, dulupun saya sangat mengerti tentang itu, karena itulah saya mengicapkan terimakasih jika mungkin bisa kulakukan. Lewat tulisan ini, engkaulah sang putri alam maafkanlah segala kesalahan dulu, kini kita ada pada jalan kita masing – masing. Dengan bekal hidup yang sama, saya sudah menentukan arah hidupku, semoga kita bisa bertemu atas kebahagiaan kita masing – masing.

Senin, 16 Maret 2009

Phora euphoria

Gegap gempita
Phora euphoria, manusia tidak akan pernah lari dari setitik kesalahan, besar kepala, besar mulut, menyakiti kawan sehingga menajdi lawan. Strategi dan taktik yang menggelitik berasal dari kebodohan dan kediktatoran, kekuasanan tangan besi bukan inspirasi untuk sebuah arti tapi kebodohan ingin meletakkan diri sendiri menjadi lebih berarti.

Sang penguasa negri tidaklah akan abadi, karena hidup ini bukan sebuah hasil intuisi. Kerja keras bukan menciptakan kita untuk menjadi gelap mata, kesuksesan yang diraih tidak pelit untuk selalu membagi pengalaman dan pengetahuan. Kebersamaan yang di impikan tidak mudah tercoreng, kebersamaan yang selalu di ucapkan akan mudah membusuk karena tingkah laku yang selalu meperburuk kedamaian.

Kita hidup memang dalam dunia pertentangan, kita tidak akan tahu siapa yang salah dan siapa yang benar? Muka – muka mereka asli tapi palsu, mulut mereka manis untuk mencaci ketika kita jatuh, sikap mereka suci seperti malaikat tapi meludah seperti iblis ketika dia sudah mendapatkan apa yang di inginkannya?
Dan apakah kita The Devil’s buat saudara kita sendiri?

Selasa, 03 Maret 2009

HIKMAH HARI INI


Apa yang saya lihat, apa yang saya rasakan?, dan apa yang saya dengar? Semua itu haruskah saya mensyukurinya?.
Tidak lepas dari apa yang kita alami adalah semuanya itu rancangan Allah.

Kita hanya tinggal menjalaninya, saya harus bertahan walaupun banyak orang yang mengisukan untuk keluar dan hengkang dari sini, tempat dimana saya mencari sesuap nasi.
Sekarang apa yang saya miliki hari ini, mungkin tidak akan kekal, kekal untuk selamanya, abadi. Semuanya akan hilang didepan mata kita, seiring waktu mengikuti setiap langkah kita dan sikap kita yang arogan, sikap ingin menang sendiri, sehingga kita dengan mudah melupakan Allah.

Hari ini saya belajar tentang apa yang kekal didunia ini!, yang kekal hanyalah ILMU-NYA, dengan melewati persiapannya, kemudian melaksanakan dan menerapkannya menajdi pandagan hidup yang maha dahsyat, dari situ kita akan mendapatkan ILMU-NYA.